1. Terdapat 2 (dua) buah Negara
bertetangga yang pertama adalah Negara Astina dan Negara Amarta.
Æ Negara Astina memiliki jumlah penduduk 14.500.000 jiwa. Penduduk
Negara Astina yang melakukan perjalanan wisata minimal 1 (satu) kali berjumlah
1.150.000 orang; penduduk yang melakukan perjalanan wisata 2 (dua) kali
berjumlah 475.000 orang; penduduk yang melakukan perjalanan wisata 3 (tiga)
kali berjumlah 185.000.
Æ Negara Amarta memiliki jumlah penduduk 9.700.000 jiwa. Penduduk Amarta yang
melakukan perjalanan wisata minimal 1 (satu) kali berjumlah 675.000 orang;
penduduk yang melakukan perjalanan wisata 2 (dua) kali berjumlah 355.000 orang;
penduduk yang melakukan perjalanan wisata 3 (tiga) kali berjumlah 193.000.
Adapun yang harus anda analisis adalah negara mana yang menurut anda
paling besar kemampuan sebagai negara asal wisatawan, sebutkan alasan-alasan
anda dalam menarik kesimpulan yang telah anda berikan ?
Negara ASTINA
Number of Tourist (N)
(orang)
|
Frequency (F)
|
Trip (T)
(perjalanan)
|
1.150.000
|
1 kali
|
1.150.000
|
475.000
|
2 kali
|
950.000
|
185.000
|
3 kali
|
555.000
|
Total 1.810.000
|
Total 2.655.000
|
Negara AMARTA
Number of Tourist (N)
(orang)
|
Frequency (F)
|
Trip (T)
(perjalanan)
|
675.000
|
1 kali
|
675.000
|
355.000
|
2 kali
|
710.000
|
193.000
|
3 kali
|
579.000
|
Total 1.223.000
|
Total 1.964.000
|
Penghitungan Kecenderungan Perjalanan Negara
Astina
N
|
=
|
1.810.000 orang
|
T
|
=
|
2.655.000 perjalanan
|
P
|
=
|
14.500.000 orang
|
Penghitungan Kecenderungan Perjalanan Bersih dapat diketahui :
NTP
|
=
|
N x 100%
|
P
|
||
NTP
|
=
|
1.810.000
x 100%
|
14.500.000
|
||
NTP
|
=
|
12,48%
|
Penghitungan Kecenderungan Perjalanan Kotor dapat diketahui :
GTP
|
=
|
T x 100%
|
P
|
||
GTP
|
=
|
2.655.000
x 100%
|
14.500.000
|
||
GTP
|
=
|
18,31%
|
Frekuensi Perjalanan yaitu sebesar :
TF
|
=
|
GTP
|
atau
|
TF
|
=
|
T
|
NTP
|
N
|
|||||
TF
|
=
|
18,31%
|
TF
|
=
|
2.655.000
|
|
12,48%
|
1.810.000
|
|||||
TF
|
=
|
1,47 Kali
|
TF
|
=
|
1,47 Kali
|
|
Penghitungan Kecenderungan Perjalanan NegaraAmarta
Ini berarti bahwa :
N
|
=
|
1.223.000 orang
|
T
|
=
|
1.964..000 perjalanan
|
P
|
=
|
9.700.000 orang
|
Penghitungan Kecenderungan Perjalanan Bersih dapat diketahui :
NTP
|
=
|
N x 100%
|
P
|
||
NTP
|
=
|
1.223.000
x 100%
|
9.700.000
|
||
NTP
|
=
|
12,61%
|
Penghitungan Kecenderungan Perjalanan Kotor dapat diketahui :
GTP
|
=
|
T x 100%
|
P
|
||
GTP
|
=
|
1.964..000
x 100%
|
9.700.000
|
||
GTP
|
=
|
20,25%
|
Frekuensi Perjalanan yaitu sebesar :
TF
|
=
|
GTP
|
atau
|
TF
|
=
|
T
|
NTP
|
N
|
|||||
TF
|
=
|
20,25%
|
TF
|
=
|
1.964.000
|
|
12,61%
|
1.223.000
|
|||||
TF
|
=
|
1,60 Kali
|
TF
|
=
|
1,60 Kali
|
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat kita kaji mengenai kecenderungan warga negara Astina dan Amarta dalam melakukan perjalanan wisata. jika di lihat dari presentase NTP negara Astina lebih rendah dengan nilai 12.48% dibandingkan dengan negara Amarta yang sebesar 12.61% Namun mengingat jumlah populasi antara kedua negara tersebut memiliki perbedaan maka saya mencoba menghitung jumlah warga negara antar negara tersebut. berdasarkan hasil penghitungan tersebut warga negara Astina lah yang ternyata lebih banyak melakukan perjalanan yaitu sebesar 1.809.600 orang sedangkan Amarta hanya 1.223.170 orang. Dengan demikian saya menyimpulkan bahwa dalam hal ini warga negara Astina lah yang lebih banyak melakukan perjalan wisata.
sedangkan untuk GTP warga negara Amarta memiliki kecenderungan atau kemampuan yang lebih besar dalam melakukan perjalanan wisata dibandingkan dengan negara Astina, namun hal tersebut mungkin dikarenakan suatu hal sehingga menhambat warga negara Amarta untuk melakukan perjalanan wisata.
sedangkan untuk frekuensi perjalanan wisata yang di lakukan kedua negara tersebut Amarta memiliki nilai yang lebih tinggi yaitu sebesar 1.60 di bandingkan dengan Astina yang hanya sebesar 1.47 kali dalam pertahunnya.
2.Sebutkan apa saja sifat-sifat dari
kecenderungan perjalanan ?
Pada kenyataannya Kecenderungan Perjalanan Bersih (NTP) tidak akan pernah
mencapai 100%. Biasanya nilai Kecenderungan Perjalanan Bersih tertinggi hanya
akan mencapai antara 70% - 80%.Hal ini terjadi karena tidak selalu semua penduduk
dapat melakukan perjalanan wisata walaupun secara materi tidak ada
permasalahan.
Sebab-sebab yang menghalangi kondisi tersebut :
- Kesehatan yang tidak memungkinkan melakukan perjalanan
- Tidak cukup uang
- Terbatasnya waktu
- Terjadi kecelakaan dan musibah; dan lainnya.
Namun besarnya nilai Kecenderungan Perjalanan Kotor (GTP)dapat saja
mencapai lebih dari 100%. Bahkan tidak jarang terdapat negara-negara yang
memiliki nilai Kecenderungan Perjalanan Kotor mencapai di atas 200%.
Kecenderungan Perjalanan yang Tinggi disebabkan oleh :
- Pendapatan penduduk yang besar
- Tingkat profesionalisme masyarakat (Wiraswasta, Direktur, Karyawan tingkat tinggi, dll)
- Penduduk kota-kota besar
- Kelompok usia antara 20-45 tahun
- Kelompok keluarga kecil dan keluarga-keluarga yang memiliki anak-anak usia sekolah.
- Tingkat pendidikan penduduk yang tinggi
Kecenderungan
Perjalanan yang Rendah disebabkan oleh :
- Pendapatan penduduk yang kecil
- Pekerjaan penduduk seperti Petani, Buruh dan Pensiunan
- Anak-anak kecil dan orang-orang diatas 75 tahun.
- Para penghuni desa yang penduduknya kurang dari 2.000 orang
- Anggota keluarga besar (>5 orang)
3.Berikan
contoh dari produk jasa kepariwisataan yang berada pada kondisi elastis,elastisitas murni dan tidak elastis.Berikan alasan mengenai apa yang anda sebutkan tersebut ?
- Kondisi Elastis
Kondisi elastisitas ini tidak
memperlihatkan perubahan permintaan atas produk atau jasa pariwisata apabila harga produk pariwisata tersebut
terjadi peningkatan. Umumnya
dialami oleh para wisatawan yang melakukan perjalanan tanpa biaya sendiri. Peningkatan harga
akan diikuti dengan sendirinya namun masih dalam batas-batas tertentu.
Contoh kondisi elastis dari produk
jasa kepariwisataan seperti seseorang yang di utus perusahaan
untuk pergi ke suatu tempat. Dalam kasus ini semua biaya akan di tanggung perusahaan selama karyawan
tersebut melaksanakan tugas di suatu tempat tersebut,
sehingga apabila tejadi kenaikan harga transportasi ataupun akomodasi tidak berpengaruh terhadap karyawan tersebut
mengingat perusahaan tempat dia bekerja lah yang
akan menanggung biayanya.
- Kondisi Elastis Murni
Pada kondisi ini permintaan akan produk atau jasa
pariwisata benar-benar kenyal atau elastis. Peningkatan harga akan diikuti
dengan sendirinya tanpa batas-batas tertentu.
Contoh
dari kondisi elastis murni yaitu Kenaikan Kurs Dolar
Kenaikan Kurs Dolar
dapat mempengaruhi harga dari produk-produk jasa pariwisata.Jika nilai dolar meningkat tentu saja akan
mempengaruhi nilai mata uang suatu negara.
Banyak negara yang mengalami penurunan nilai mata uang. Tentu saja hal itu juga akan berdampak terhadap
produk-produk jasa pariwisata yang akan menaikan harga dengan sendirinya jika suatu produk tersebut bergantung
terhadap kurs dolar.
- Kondisi Tidak Elastis
Jika seseorang sudah
merencanakan untuk melakukan perjalan wisata dan memutuskan untuk menginap disuatu
hotel yang diidamkannya, tentu saja
orang tersebut sudah mengestimasi pengeluaran yang akan dia keluarkan untuk
biaya menginap tersebut, namun saat waktu yang telah di tentukan ternyata
kondisi hotel sedang High Season yang mengakibatkan harga per kamar hotel
tersebut menjadi naik 2kali lipat. Mengingat akan estimasi biaya yang telah di
perkirakan jauh dari harapannya, maka dalam perjalanan wisatanya orang tersebut
memutuskan untuk menginap di hotel lain yang harganya lebih murah dan tidak
jauh dari estimasi biaya yang telah di perhitungkan.